Kematian merupakan salah satu perkara (selain rejeki dan jodoh) adalah misteri yang tak akan pernah kita ketahui kapan datangnya. Namun satu yang pasti, setiap makhluk bernyawa tentunya akan mati. Dan itu sudah menjadi ketentuan mutlak dari Allah SWT.
Yang bisa kita lakukan sebagai manusia hanya mempersiapkan dan membekali diri dengan perbuatan baik selama hidup. Agar saat ajal menjemput, kita berpulang ke pangkuan Allah SWT dalam keadaan terbaik.
Dan kisah nyata mengenai kematian berikut ini mungkin bisa jadi pelajaran sekaligus pengingat bagi kita, agar senantiasa ingat pada kematian.
Ustaz Khalid Basalamah pernah menggelar pengajian dzikrul maut di sebuah masjid. Selama dua jam materi tentang kematian dibahas tuntas.
Yang bisa kita lakukan sebagai manusia hanya mempersiapkan dan membekali diri dengan perbuatan baik selama hidup. Agar saat ajal menjemput, kita berpulang ke pangkuan Allah SWT dalam keadaan terbaik.
Dan kisah nyata mengenai kematian berikut ini mungkin bisa jadi pelajaran sekaligus pengingat bagi kita, agar senantiasa ingat pada kematian.
Ustaz Khalid Basalamah pernah menggelar pengajian dzikrul maut di sebuah masjid. Selama dua jam materi tentang kematian dibahas tuntas.
Menangis Terisak-isak
Di akhir sesi, ia menawarkan kepada jamaah, siapa yang siap melakukan simulasi menjadi jenazah selama 5 menit. Panitia sudah menyiapkan segala keperluan. Mulai meja, kain kafan, menyan, hingga menggali liang lahat di dekat masjid tersebut.
Seorang tukang batu bersedia menerima " tantangan" itu. Ia pun naik ke atas meja, berbaring di sana untuk dipakaikan kain kafan.
" Subhanallah… begitu dia naik di atas meja, begitu ditutup matanya dan ditempeli kain kafan di pipinya, langsung dia nangis. Nangis terisak-isak," tutur Ustaz Khalid Basalamah.
Lalu panitia menyedekapkan tangan pria tersebut dan membungkuskan kain kafan. Dua adik kembarnya yang ada di sebelah meja juga tidak kuasa menahan air mata. Mereka membayangkan jika kakaknya benar-benar meninggal.
Sadar Lalu Tobat
" Hiruk pikuk orang di masjid ini, baik yang sedang menangis atau sedang mengobrol, anggap mereka adalah orang yang ada di rumah Anda ketika Anda meninggal," kata Ustaz Khalid Basalamah kepada pria itu.
" Pak, sekarang bayangkan semua amal saleh yang berpeluang Anda kerjakan mulai dari sholat malam, puasa sunah, sampai berbakti kepada orang tua tetapi Anda lewatkan, Anda sia-siakan," kata si ustaz.
" Dan bayangkan setiap peluang dosa yang tidak Anda sia-siakan. Peluang zina Anda kerjakan, riba Anda lakukan. Anda tidak sempat bertobat dan Allah bakal menghukum Anda sekarang," lanjut si ustaz.
Mendengar ini, pria tersebut semakin sesenggukan. Tangisnya semakin tidak tertahankan. Setelah itu, panitia mendatangkan keranda jenazah.
Pria itu dimasukkan ke dalam keranda dan dibawa ke liang lahat. Setelah diturunkan ke liang lahat, pria itu disuruh membuka matanya.
Saya Tobat Pak Ustadz
" Pak, inilah rumah Anda sekarang. Sebentar lagi Anda bakal ditanya oleh dua malaikat."
Kurang dari lima menit berada di liang lahat. ketika keluar dari liang lahat, ia sempoyongan. Sesampainya di masjid, ia disuruh menceritakan apa yang dirasakannya menjadi jenazah.
Ia memegang mic dengan gemetaran. Suaranya parau. Kata-katanya terhalang isak tangis.
" Saya tobat Pak Ustaz… tobat. Saya sering meninggalkan sholat, saya kurang berbakti sama orang tua…," katanya.
Dosa-dosa disebutkannya satu per satu, padahal di masjid ada ribuan orang. Ia seperti tidak peduli. Lima menit menjadi jenazah sudah memberinya kesadaran baru. Wallahu a'lam.