Kasus Eno Ini Merupakan Bukti Nyata Bahwa Ajaran Islam Adalah Jalan Keselamatan...



Baru-baru ini sosial media Indonesia digegerkan dengan Kasus Pembunuhan Eno Parihah, Seorang gadis berusia 19 tahun seorang karyawati pabrik yang dibunuh secara sadis menggunakan gagang pacul oleh 3 remaja.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kejadian nahas yang menimpa Eno, Sebelumnya maaf, tulisan ini bukan bermaksud ingin menghakimi para tersangka apalagi menguak aib korban yang telah meninggal. Saya hanya ingin melihatnya dari sudut pandang ajaran Islam.

Semoga tulisan ini bisa mengetuk hati kita yang telah lama mati untuk kembali pada ajaran kebenaran sejati yang telah diturunkan Allah melalui Al Qur'an dan dijelaskan melalui hadits NabiNya serta dijaga oleh penerus-penerus Nabi hingga saat ini.

Dikutip dari Detik.com, Bahwa tersangka pembunuh Eno, Rahmat Alim berkenalan dengan Eno selama sekitar 1 bulan. Mulanya mereka bertemu di depan mess saat korban pulang kerja, lalu saling bertukar nomor handphone.

"Sejak saat itu, mereka sering bekomunikasi via SMS. Eno juga waktu itu baru putus sama pacarnya yang bernama Iwa," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi Santoso.

Sementara itu, Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen membeberkan percakapan korban dengan tersangka Rahmat Alim di malam sebelum terjadi pembunuhan sadis itu.

"Tersangka Rahmat Alim pada Kamis (12/5) siang itu dia baru selesai mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN). Lalu dia SMS-an dengan korban," ujar Handik.

Percakapan via SMS itu dimulai oleh tersangka Rahmat Alim yang menanyakan apakah Eno ada acara di malam Jumat atau tidak.

"Tersangka Rahmat Alim siangnya SMS korban 'Teh, nanti malam ada acara gak?' Kemudian dijawab oleh korban 'Emang kenapa kalo gak ada acara?'," imbuhnya.

Bak gayung bersambut, Rahmat Alim kemudian membalas dengan mengirimkan pesan berbunyi "kalo enggak ada acara kita ketemuan".

"Di mana maunya?," balas Eno kepada Rahmat Alim seperti dituturkan kembali oleh Handik.

Rahmat Alim kemudian menjawab Eno untuk bertemu di mess korban. "Kemudian korban membalas lagi 'emang enggak takut nanti ketahuan sama temen mess yang lain' dan dijawab Rahmat Alim 'yaah itu mah gampang, nanti aja dipikirknnya'," kata Handik lagi.

Eno pun membalas untuk terakhir kalinya dengan kata-kata "nanti pintu pager gak dikunci", yang kemudian dibalas lagi untuk yang terakhir oleh Rahmat Alim dengan kata-kata "OK. Bye."

Tapi siapa sangka, undangan Eno itu justru menghantarkannya ke kematian. Setelah keduanya bertemu dan sempat bercumbu, Rahmat Alim membawa 2 tersangka lainnya yang kemudian menyiksa dan membunuhnya secara keji.

Sumber: Detik.com

Saudaraku para pembaca yang dirahmati Allah, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan pada kita untuk menundukkan pandangan dari melihat wanita yang bukan mahramnya, demikian pula sebaliknya seperti dijelaskan dalam firman-Nya:

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ. وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

“Katakanlah (ya Muhammad) kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka…’.” (An-Nur: 30-31)

Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada kaum mukminin dan kaum mukminat untuk menundukkan pandangan mereka. Kita tahu dari kaidah yang ada, perintah terhadap sesuatu menunjukkan wajibnya sesuatu tersebut. Berarti menundukkan pandangan dari melihat yang haram itu hukumnya wajib.

Sebab dari pandangan itulah gejolak akan muncul, Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَة، فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُُ، وَالنَّفُسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي، وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ

“Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia akan mendapatkannya, tidak bisa terhindarkan. Maka zinanya mata dengan memandang (yang haram), dan zinanya lisan dengan berbicara. Sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657)

Dalam lafadz lain disebutkan:

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَى، مُدْرِكُ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الْاِسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ أَوْ يُكَذِّبُهُ

“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperoleh hal itu, tidak bisa terhindarkan. Kedua mata itu berzina dan zinanya dengan memandang (yang haram). Kedua telinga itu berzina dan zinanya dengan mendengarkan (yang haram). Lisan itu berzina dan zinanya dengan berbicara (yang diharamkan). Tangan itu berzina dan zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina dan zinanya dengan melangkah (kepada apa yang diharamkan). Sementara hati itu berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Muslim no. 2657)

Islam melarang keras Ikhtilat (bertemunya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram), Karena ikhtilat merupakan jalan termudah bagi syetan untuk melancarkan aksinya dalam menggelincirkan keimanan manusia. dan memudahkan terjadinya berbagai kemaksiatan di muka bumi. Antara lain:

(1) Terjadinya khalwat, yaitu lelaki berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya.

Rasulullah SAW bersabda,

"Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang perempuan, karena yang ketiganya adalah syaitan." (HR Ahmad)

(2) Terjadinya pelecehan seksual, seperti bersentuhan antara laki-laki dan perempuan bukan mahram, dan sebagainya.

Rasulullah SAW bersabda, "Kedua mata zinanya adalah memandang -yang haram-; kedua telinga zinanya adalah mendengar -yang haram-, lidah zinanya adalah berbicara -yang haram-, tangan zinanya adalah menyentuh -yang haram-, dan kaki zinanya adalah melangkah -kepada yang haram-.” (HR Muslim).

(3) Maraknya perzinaan, yang diawali dengan ikhtilat. Dalam kitabnya At Thuruqul Hukmiyyah, Ibnul Qayyim pernah berkata "Ikhtilat antara para laki-laki dan perempuan, adalah sebab terjadinya banyak perbuatan keji (katsratul fawahisy) dan merajalelanya zina (intisyar az zina)."

Dan yang lebih mengerikan lagi, jika perzinaan sudah merajalela di suatu negeri, maka akan terjadi kerusakan atau bencana besar bagi sebuah negeri.

Sabda Rasulullah SAW, "Tidaklah merajalela perbuatan zina di suatu kaum, kecuali kematian pun akan merajalela di tengah kaum itu." (HR Ahmad, dari ‘A`isyah RA)

Oleh karena itu, jelaslah bahwa ikhtilat adalah perbuatan keji yang wajib dijauhi dan ini adalah ancaman nyata bagi kelangsungan suatu negeri. Jika tidak, berbagai kemaksiatan akan terjadi, dan bahaya kematian pun akan merajalela pula di tengah-tengah umat Islam. Naudzubillah min dzalik.

Firman Allah SWT,

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

"Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS.Al Israa. ayat 32)

Dan inilah yang sekarang kerap terjadi di sekitar kita, Dimana ajaran Islam sudah tak lagi dianggap oleh mayoritas kaum muslimin, Al Qur'an hanya diklaim sebagai sebuah bacaan saja, ikhtilat dan perbuatan zina seakan-akan sudah dianggap sebagai hal biasa, berawal dari ketemuan di jalan, bertukar nomor handphone kemudian melakukan kontak via sms atau lainnya.

Padahal, perkara ini adalah kunci segala kerusakan. salah satu alasan terpenting terjadinya kerusakan di dunia adalah merebaknya perzinaan. Sedangkan merebaknya perzinaan itu disebabkan para wanita diberi kesempatan untuk ber-ikhtilat dengan para laki-laki dan berjalan di antara para laki-laki dalam keadaan berdandan dan ber-tabarruj.

Andai para penguasa memahami bahwa ikhtilat laki-laki dengan perempuan itu menyebabkan kerusakan dunia dan hancurnya kehidupan rakyat sebelum rusaknya agama tentu mereka akan melarang ikhtilat dengan sangat keras.


وقال ابن أبي الدنيا حدثنا إبراهيم بن الأشعث حدثنا عبد الرحمن بن زيد العمى عن أبيه عن سعيد بن جبير عن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ما طفف قوم كيلا ولا بخسوا ميزانا إلا منعهم الله عز و جل القطر ولا ظهر في قوم الزنا إلا ظهر فيهم الموت ولا ظهر في قوم عمل قوم لوط إلا ظهر فيهم الخسف وما ترك قوم الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر إلا لم ترفع أعمالهم ولم يسمع دعاؤهم

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika banyak orang sudah curang dalam masalah takaran dan suka mengurangi timbangan maka Allah akan menahan hujan untuk mereka. Tidaklah zina merebak di suatu daerah kecuali di daerah tersebut akan banyak orang yang mati. Tidaklah homo marak di suatu tempat kecuali akan ada banyak orang yang Allah tenggelamkan ke dalam perut bumi. Jika orang-orang sudah tidak mau lagi melakukan amar ma’ruf nahi munkar maka amal shalih mereka tidak akan diangkat ke hadapan Allah dan doa mereka juga tidak akan di dengar”. (HR. Ibnu Abi Ad Dunya)

Dr. Alex Carlyle pernah berkata, "Pada saat hasrat seks mengalir dalam diri seorang manusia, tubuhnya akan mengeluarkan semacam zat yang menyerap dalam darah menuju otak dan (seolah-olah) membiusnya, sehingga ia tidak mampu lagi berfikir secara jernih".

Presiden Amerika yang telah mangkat (Kennedy) berkata, "Pada setiap tujuh pemuda yang mendaftarkan diri sebagai prajurit ditemukan enam orang diantara mereka yang tidak baik, dikarenakan syahwat telah merusak kelayakan kesehatan jasmani dan psikologi mereka".

Oleh karenanya, Jangan sampai terjadi kasus-kasus Eno yang lain karena minimnya pemahaman kaum muslimin akan bahaya ikhtilat yang sudah dijelaskan diatas.

Di zaman yang semakin modern ini marilah kita tetap berpegang teguh pada ajaran Islam, walaupun seperti menggigit bara api yang panas, Karena sejatinya hanya ajaran Islam lah yang mampu memberikan jalan keselamatan dan kedamaian bagi seluruh umat manusia, Wallahu A'lam.

Sumber : http://www.kabarmakkah.com