Tentu ada baik ada buruk, ada ideal dan ada yang tidak ideal. Tidak semua pria bisa menjadi pendamping hidup yang ideal bagi muslimah. Ada kalanya seorang pria memiliki karakter yang sudah sulit diperbaiki misalnya, sering keluar malam tanpa pamit sama istri, tidak menafkahi sang istri, mencampakkan istri. Olehnya itu, mari kita lihat kriteria pria dambaan muslimah dan layak dijadikan suami:
Kriteria pria dambaan muslimah dan layak dijadikan suami pertama, adalah pria yang saleh. Pria yang saleh adalah pria yang teguh memegang ajaran agama yang dianutnya. Melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Selain itu, perilakunya selaras dengan akhlaknya. Akhlak mulia seperti yang disunnahkan Rasul saw.
Rasulullah saw bersabda: “Manakala datang seorang pria yang kuat agamanya dan mulia akhaknya untuk meminang putri kalian. Maka nikahkanlah putri kalian denganya. Jika tidak, niscaya akan menimbulkan fitnah, bahaya di muka bumi dan akan menyebabkan kerusakan yang besar”(HR. Tirmidzi).
Berdasarkan sabda Nabi saw tadi, maka seorang muslimah hendaknya menjadikan kriteria agama sebagai acuan utama. Bukan penampilan fisik, apalagi godaan material. Muslimah hendaknya memilih calon suami yang sejati dan setia, jika perlu masih muda jauh dari jenjang beranda pelaminan. Ia hendaknya dapat memastikan diri bahwa calon suaminya adalah pria yang benar benar sehat secara biologis.
Muslimah ingin dimengerti
Kriteria pria dambaan muslimah dan layak dijadikan suami yang kedua adalah pria yang siap menjadi pemimpin. Bukankah posisi suami dalam keluarga adalah sebagai pemimpin. Sesuai fitrah tersebut, maka pria terhadap keluarganya bertanggungjawab untuk memimpin semua anggota keluarga yang di pimpinnya, termasuk membimbing istri ke jalan yang benar.
Kriteria pria dambaan ini kemudian membutuhkan kriteria lainnya. Karena seorang pemimpin yang bertanggungjawab membutuhkan beberapa hal sehingga tanggungjawabnya dilaksanakan sebagaimana mestinya. Seperti halnya pria sebagai pemimpin, maka dibutuhkan hal yang sangat luas untuk itu. Misalnya, kekuatan materi, keberanian, dan keikhlasan.
sumber : (muslimah-id.com)